Mendengar acara Grand Final Ajang Putri Indonesia 2009 semalam, aku sih rasanya biasa aja (sombong MODE: ON). Tapi setelah mendengar pemenangnya itu menang gara-gara salah satu statementnya tentang jilbab, aku mulai agak gerah juga. Bagaimana enggak, palagi dia mengatakannya di depan seluruh penduduk di negeri yang mayoritasnya adalah muslim. Dan yang lebih bikin keselnya lagi, dia berasal dari NAD, Nanggroe Aceh Darussalam. Ya, mungkin beberapa dari kita sudah tahu, setelah bencana besar yang melanda daerah tersebut sekitar 5 tahun yang lalu, pemerintah daerah mulai memperketat dan menerapkan hukum Syariat Islam di sana. Dan lagi-lagi, namanya pun ada unsur Islam, Qory Sandrioriva, ya memang sih beberapa peserta lainnya pun punya nama yang ada unsur Islamnya.
Tapi yah, apa untungnya saya marah-marah. Toh, tetep pendukung kecantikan aurat itu tetep banyak. Saya yang kalah banyak, hehehe. Bisanya cuma nulis.....
Nah, sambil leyeh-leyeh di ruang tamu kontrakan seorang teman, saya dapet kabar tersebut. Sempat mencak-mencak. Tapi tiba-tiba saya dapet ilham, entah dari mana. Mungkin dapet dari bau ayam goreng yang disantap temanku. Ah, nggak nyambung!!!
Ilham itu adalah, Kontes Muslimah Indonesia!!!
Hehehe, terdengar seperti mimpi, bahkan mungkin bakal ditolak sama MUI sendiri. Tapi, apa salahnya aku bermimpi. Toh, itu hanya sekedar mimpi, dan ini hanyalah sekedar tulisan.
Jadi ceritanya begini, berawal dari keprihatinan bangsa kita, dan juga kekhawatiran terhadap bangsa kita akan kemungkinan timbulnya bencana yang lebih besar lagi. Bagaimana bangsa ini telah memuja sesuatu yang berlebihan. Bahkan di tengah-tengah krisis seperti sekarang ini. Gempa Tasik, gempa Sumbar, terorisme, dan segala macamnya. Berhura-hura di tengah penderitaan orang lain aku pikir bukan bagian dari budaya kita.
Nah, tapi aku nggak memandang dari sisi itu. Tapi kenyataan bahwa kontes semacam itu hanya menjadi ajang pamer aurat, dengan mengatasnamakan kecantikan dan budaya Indonesia. Haduh, mbak, mesakke aku, masak kalian rela mempertontonkan tubuh mbak yang indah itu pada orang-orang. Bangga lagi. T_T
Nah, supaya pada sama-sama seneng, dan tetap mempertahankan tradisi, gimana kalo dijadikan pesertanya tu pake jilbab semua. Jadi kan nutupin aurat tuh. Tapi tetap ada ajang adu kecerdasan lah. Lebar jilbabnya, Insya Allah menggambarkan pula seluas apa ilmunya. Tapi temenku bilang niy ide, ide brilian!!! Katanya niy bisa diperjuangkan. Namun, dengan segala kerendahan hati (jaim MODE: ON) aku bilang "Ini tidaklah hanya sebuah mimpi tentang idealnya wanita itu diperlakukan seperti apa."
Ah, akhiri sudah mimpi-mimpi ini. Ntar jadi mules.....
Tapi yah, apa untungnya saya marah-marah. Toh, tetep pendukung kecantikan aurat itu tetep banyak. Saya yang kalah banyak, hehehe. Bisanya cuma nulis.....
Nah, sambil leyeh-leyeh di ruang tamu kontrakan seorang teman, saya dapet kabar tersebut. Sempat mencak-mencak. Tapi tiba-tiba saya dapet ilham, entah dari mana. Mungkin dapet dari bau ayam goreng yang disantap temanku. Ah, nggak nyambung!!!
Ilham itu adalah, Kontes Muslimah Indonesia!!!
Hehehe, terdengar seperti mimpi, bahkan mungkin bakal ditolak sama MUI sendiri. Tapi, apa salahnya aku bermimpi. Toh, itu hanya sekedar mimpi, dan ini hanyalah sekedar tulisan.
Jadi ceritanya begini, berawal dari keprihatinan bangsa kita, dan juga kekhawatiran terhadap bangsa kita akan kemungkinan timbulnya bencana yang lebih besar lagi. Bagaimana bangsa ini telah memuja sesuatu yang berlebihan. Bahkan di tengah-tengah krisis seperti sekarang ini. Gempa Tasik, gempa Sumbar, terorisme, dan segala macamnya. Berhura-hura di tengah penderitaan orang lain aku pikir bukan bagian dari budaya kita.
Nah, tapi aku nggak memandang dari sisi itu. Tapi kenyataan bahwa kontes semacam itu hanya menjadi ajang pamer aurat, dengan mengatasnamakan kecantikan dan budaya Indonesia. Haduh, mbak, mesakke aku, masak kalian rela mempertontonkan tubuh mbak yang indah itu pada orang-orang. Bangga lagi. T_T
Nah, supaya pada sama-sama seneng, dan tetap mempertahankan tradisi, gimana kalo dijadikan pesertanya tu pake jilbab semua. Jadi kan nutupin aurat tuh. Tapi tetap ada ajang adu kecerdasan lah. Lebar jilbabnya, Insya Allah menggambarkan pula seluas apa ilmunya. Tapi temenku bilang niy ide, ide brilian!!! Katanya niy bisa diperjuangkan. Namun, dengan segala kerendahan hati (jaim MODE: ON) aku bilang "Ini tidaklah hanya sebuah mimpi tentang idealnya wanita itu diperlakukan seperti apa."
Ah, akhiri sudah mimpi-mimpi ini. Ntar jadi mules.....