Tadi siang sehabis jemput adik di sekolah, pulangnya lewat jalan biasa. Nah, yang nggak biasa, yang bikin cerita ini patut ditulis di blog adalah ada pawai (kampanye) parpol. Kebetulan tadi Partai Persatuan dan Pembangunan (PPP) yang pawai. Entah kenapa apakah memang sudah jadi tradisi akalu kampanye di jalan itu harus dengan motor yang dibolongin knalpotnya dan bawa bendera gede yang bebas mereka ayunkan kemana-mana tanpa memperhatikan kepala yang "nangkring" di sebelah mereka.

Cukup banyak anak-anak yang melihat pawai khas barbar itu dan mereka pastinya tidak tahu maksud dari pawai itu apa. Apakah tidak hal ini akan mengajarkan pada anak-anak bahwa naik motor dengan tanpa helm asalkan beramai-ramai itu nggak akan ditangkap polisi. Sungguh pendidikan lalu lintas yang jelek dengan cara yang dapat menarik perhatian anak-anak. Belum lagi cara berkendara mereka yang menggambarkan kekerasan. Pantas saja kalau bangsa kita perilaku sudah jauh berubah dibandingkan apa yang orang-orang bilang dulu. Kalau Indonesia itu ramah dan mengutamakan gotong royong. Sekarang pun bangsa kita bahkan hampir tidak mengenal tetangga-tetangga mereka. Dan rakyat kita pun hanya bisa menyalahkan pemerintah. Bahwa pemerintahlah yang membuat rakyat seperti ini.

Aku jadi inget kampanyenya Pak HNW (inisialnya aja yah...). Katanya bangsa kita sudah tidak mengenal persatuan, dan yang ada hanyalah "aku mampu memakmurkan bangsa". Kalo masing-masing partai punya sikap sendiri yang kurang mengenal tata krama, bagaimana bisa mendidik rakyat kita untuk berperilaku layaknya "Orang Indonesia Aseli".

Hal-hal inilah yang membuat aku nggak suka sama sistem demokrasi yang tanpa ada batas seperti ini. Bikin parpol mudah, asal mengatasnamakan rakyat. Padahal mereka tidak tahu apa yang benar-benar dibutuhkan rakyat. Dan lain hal lagi, dengan sistem ini kita benar-benar tidak menjunjung tinggi persatuan. Kalo bawa sistem demokrasi mending nggak usah bawa-bawa persatuan deh, nonsense!!!

0 comments:

Post a Comment