Ada pengalaman aneh antara saya, soto sulung, dan "orang stress" alias you-know-who. Jadi begini, beberapa hari yang lalu saya mampir ke rumah makan soto sulung daerah Kali Bayem. Setelah memesan 2 bungkus soto sulung untuk dibawa pulang saya pun menunggu duduk di meja makan rumah makan tersebut.

Tiba-tiba pelayan yang sedang berdiri di dekat saya (kebetulan counter rumah makan itu dekat dengan tempat yang saya duduki) lari ke dalam dapur dengan setengah teriak. Karena saya penasaran saya pun menengok ke belakang saya, dan saya pun menemukan sesosok lelaki kumel tanpa satu helai busanapun. Saya sih gak kaget (udah biasa kali yeee) karena manusia tersebut tidak melirik ke arah saya yang jelas-jelas ada di dekatnya. Dia menengadahkan tangannya tapi mengarah ke pelayan yang ada di belakang counter (pelayan yang lain, yang gak lari ke dapur...).

Pelayan tersebut pun meminta saya untuk memberikan bungkusan makanan yang disediakan di meja makan tamu (entahlah bungkusan apa itu, sepertinya sih nasi kucing). Bungkusan pun diberikan dan manusia tersebut pergi meninggalkan rumah makan tersebut. Sepertinya sih hal itu sudah biasa terjadi di kalangan pengusaha di tepi jalan Wates, karena tidak lama kemudian orang tersebut mampir lagi ke warung makan seberang rumah makan tadi.

Nah, yang mau saya bahas di sini bukan kekonyolan kejadian tersebut tapi ada orang yang kurang waras yang berkeliaran dengan bebas di jalanan kota Jogja. Masa' kota yang memiliki julukan kota pendidikan seperti Jogja ini membiarkan begitu saja orang yang kurang waras berkeliaran menakuti penduduknya yang kebanyakan mahasiswa dari luar Jogja, pantas saja kalo pamor kota ini menurun sedikit.

Ditambah lagi bukankah kita sudah mengesahkan UU APP, sedangkan banyak orang yang seperti saya sebutkan di atas berkeliaran dengan telanjang bulat. Berarti kekuatan UU di Indonesia kurang mengikat, atau orgil itu tidak terikat dengan UU, atau orgil itu bukan penduduk Indonesia karena tidak bisa membuat KTP. Berarti percuma juga dong kita susah payah minta pemerintah segera mengesahkan UU tersebut sedangkan Pemerintahnya membiarkan hal seperti ini terjadi.

Tanya kenapa??!!

0 comments:

Post a Comment