Sebagai seseorang yang tumbuh dewasa ditengah-tengah peralihan teknologi pasti merasakan bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi. Sejarah inovasi dunia memiliki sejarah yang panjang, mulai dari pusat perkembangan ilmu di Damaskus dan Baghdad, revolusi industri di Eropa, sampai pada era teknologi informasi seperti sekarang ini.

Tentu kita masih ingat ketika dulu kita belajar untuk menyusun surat. Lengkap mulai dari kepala surat, isi, serta tanda tangan kita. Kini teknologi analog tersebut berganti dengan surat elektronik atau electronic mail. Tinggal isi alamat penerima surat, judul dan isinya, kemudian kita masukkan digital signature pada surel kita. Kirim dan secara instan surel sudah sampai di tujuan.


Leonard Kleinrock, kita patut memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada bapak internet ini. Penemuannya ARPANET pada tahun 1969 yang sukses menginspirasi para anak muda masa kini untuk mengembangkan teknik pengiriman pesan lewat media digital. Media itu yang kini bernama internet sudah memudahkan beberapa tugas manusia seperti berkirim surat dan bertemu muka dengan seseorang yang jauh.

Ternyata metode pengiriman pesan melalui jejaring dunia maya pun kini turut merubah kebiasaan-kebiasaan kita, terutama yang saya bahas kali ini adalah di Indonesia. Sekarang bayangkan Anda kembali pada masa-masa sekolah dasar (SD) dulu. Biasanya setiap hari senin kita melakukan apa? Yap! Sebelum memulai proses belajar-mengajar kita terlebih dahulu melakukan upacara bendera. Salah satu kegiatan yang wajib dilakukan lembaga pendidikan manapun di bumi Indonesia ini. Nah, itu kan dulu saat kita masih duduk di bangku sekolah, sekarang untuk yang mahasiswa, pegawai kantoran perusahaan swasta, pengangguran, apa masih melakukan kegiatan seremonial ini? Tentu tidak, seakan-seakan acara seremonial tersebut hanya diperuntukkan untuk mereka yang masih berada di bawah institusi pemerintah (sekolah negeri, pemda, RSUD, TNI, Polisi). Dan mungkin lain kali coba kita lakukan survey, berapa banyak yang sungguh-sungguh mengerti untuk apa mereka melakukan upacara bendera tiap pekan?

Di era teknologi informasi kini, semakin banyak bermunculan para "oknum-oknum" muda kreatif. Mungkin karena keterbukaan informasi sehingga memungkinkan mereka untuk berekspresi di dunia maya dan menunjukkan siapa mereka. Untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke 66, IdOptimis (singkatan dari Indonesia Optimis) melakukan inovasi baru yaitu upacara bendera secara online.

Inovasi ini bukan yang pertama kalinya dalam tahun ini, kalau tidak salah tahun lalu pada HUT RI ke 65 juga dilakukan upacara yang serupa untuk pertama kalinya. Ribuan peserta yang terjaring lewat Twitter, Facebook, maupun langsung mengakses websitenya langsung.

Nah, yang unik di sini adalah tampilan website direkayasa sedemikian rupa hingga menyerupai upacara bendera sungguhan.

Inovasi kreatif yg sedemikian rupa memungkinkan rakyat biasa yang tidak ada kewajiban mengikuti upacara bendera konvensional bisa turut merasakan rasanya upacara bendera lagi. Tahun ini Id Optimis mengundang lebih banyak "pembina upacara". Pembinanya tidak main-main, merupakan tokoh-tokoh yang turut berperan dalam pembangungan sosial Indonesia, antar lain Anis Baswedan, penggiat pendidikan Indonesia, dan Andrew Darwis, pendiri forum terbesar Indonesia KASKUS.

Inovasi digital lainnya yang saya dapati di lingkungan saya adalah inovasi stetoskop digital buatan senior saya. Namanya Junaidi, S.Kep, Ns dan Cendy Legowo, S.Ked. Beritanya dapat dibaca salah satunya di sini. Inti dari inovasi yang dibuat di sini adalah mengurangi perbedaan pendapat dan bias dari suara yang didapat melalui stetoskop. Kita tahu seorang dokter selalu identik dengan stetoskop yang dikalungkan di lehernya. Sebagai salah satu instrumen penunjang diagnostik, dokter sangat bergantung kepada alat ini. Kadang masalah bisa timbul saat beberapa dokter menangani satu pasien secara kolaboratif. Misal seorang pasien dengan penyakit kronis dan memerlukan perawatan dari berbagai spesialistik. Pendapat satu orang dokter dengan dokter lain menggunakan alat yang sangat subjektif ini akan berpengaruh terhadap tindakan medis selanjutnya. Alat ini akan mengurangi bias pada hal tersebut untuk mencapai kesepakatan tindakan medis yang tepat.

Nah, waktu akan terus berputar, bumi semakin tua, dan manusia akan semakin cerdas. Arus keterbukaan informasi ini kadang dipandang sebagai ancaman suatu bangsa, namun orang yang kreatif akan memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk meningkatkan kemampuan SDM suatu negeri. Jadi, sudahkah Anda berencana mengevolusi teknologi analog lainnya menjadi digital?

0 comments:

Post a Comment