Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita. (Soekarno)
Pas liat-liat kaos di KDRI, tiba-tiba ada kreator yang bikin kaos dengan salah satu quote dari Pak Soekarno. Quote ni juga sempet aku pasang di Wise Word blogku. Tapi setelah aku dalami secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, ada kalimat yang aku kurang setuju (itu loh, yang aku tebelin). Yups, entah kenapa sepertinya tempe itu selalu jadi istilah untuk mengungkapkan sesuatu yang lemah, jelek, dan negatif. Pas masa MOS dulu waktu masuk ke SMA (masi jamannya perpeloncoan tuh) aku sempet dapet cacian melibatkan si Tempe ini.

Dan ketidak setujuanku ini kupikir tepat, karena tempe itu manfaatnya banyak. Aku kutip dari berbagai sumber, termasuk bertanya pada Mbah Google, jadi tempe itu bermanfaat mencegah berbagai gangguan pencernaan, cocok untuk penderita disentri dan diabetes karena kadar kalori yang rendah, dan juga karena bahan utamanya yaitu kedelai, sehingga kandungan vitamin B-kompleksnya bisa mencegah anemia.

Beberapa hari yang lalu aku sempat memprotes temanku yang sedang mengungkapkan pendapatnya tentang mahasiswa kedokteran Indonesia sekarang ini yang bisa dibilang bermental lemah dan dia melibatkan lagi si Tempe ini (cuma di forum tertutup sih, tepi tetep aja). Jadi mulai hari ini juga, aku akan berkampanye menyelamatkan tempe dari mereka yang suka menggunakan istilah Tempe untuk hal yang negatif.

Tempe itu murah, tempe itu enak. Gizinya tinggi, bervitamin dan dapat dimakan oleh siapa saja. Ayo dukung tempe untuk Indonesia yang sehat!!!

2 comments:

aldiz syarifa said...

BENER bangettt. kayaknya cacian "MENTAL TEMPE" ituh ngrendahin tempe banget.

rinda septiani said...

keren kak

Post a Comment