Beberapa hari yang lalu seperti biasa aku dan beberapa teman mengikuti liqo’ atau semacam mentoring bersama seorang senior. Di sana kita tak membahas tentang aqidah, ilmu agama, ataupun membahas ayat ataupun hadits, namun di situ senior atau mentor kami membawa beberapa buku. Di situ dia menceritakan telah menghabiskan beberapa buku dalam waktu 3 hari. Yap, menghilang dari hiruk-pikuk rutinitas duniawi dan menghabiskan waktu menambah ilmu dengan buku-buku. Biasanya aku nggak tahan meninggalkan rutinitas untuk sekedar bermuhasabah atau membaca buku, terlalu banyak tanggung jawab >.< Namun setelah dipikir-pikir lagi, manusia kadang butuh waktu sendiri untuk menjernihkan pikiran dan mengisi kendi-kendi ilmu pengetahuannya. Siapa tahu bisa menemukan ide kreatif atau solusi atas permasalahan yang sedang mendera.

Kemudian setelah itu, mentorku itu menceritakan bahwa akan membuat sebuah buku, novel lebih tepatnya, karena beberapa buku itu menginspirasi dia untuk menulis, katanya. Menurutnya, menulis adalah salah satu amal menyebarkan ilmu setelah kita banyak membaca buku. Selain itu berbagi pengalaman juga bisa kita lakukan melalui menulis buku tersebut.

Oke, dari cerita mentorku tersebut sebenanya akupun sedang ingin menyusun buku. Buku apa tentang itu, rahasia dong? :D Yang pasti merupakan pikiran-pikiran dan pengalamanku selama berada di suatu organisasi yang mungkin perlu aku tulis dan kutuangkan pikiran dan ide-ide dalam sebuah buku. Soalnya cukup banyak sih. Semoga saja buku ini bisa menginspirasi orang-orang yang kini sedang beraktivitas dalam organisasi mahasiswa. Dan sedikit bocoran, buku ini akan didistribusikan secara gratis dlm bentuk e-book.

Jadi, salah satu resolusi saya di tahun 2011 adalah, menulis sebuah buku. Doakan semoga saya bisa mewujudkannya yaah...hohohohohoh...

Gambar dicomot dari sini

Pasien di Indonesia kurang patuh minum obat

Begitulah kira-kira inti dari berita yang saya baca di salah satu media massa online di Indonesia. Lebih jelasnya ini merupakan salah satu cerminan buruk masyarakat Indonesia tentang kepatuhan dalam konsumsi obat.

Centralised Pan-Asian Survey on The Under-treatment of Hypercholesterolemia (CEPHEUS) yang telah melakukan penelitian pada pasien hypercholesterolemia di 8 negara di kawasan Asia Pasifik, setahun yang lalu. Penelitian dilakukan dengan melihat tingkat penurunan kadar kolesterol pasien hypercholesterolemia selama masa pengobatan dan melihat tingkat penurunan kadar kolesterolnya. Dari penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa Indonesia hanya mampu mencapai target 31,3 persen penurunan kolesterol. Sedangkan sisanya gagal mencapai target.

Itu hanyalah segelintir cerminan kurang patuhnya masyarakat kita terhadap aturan minum obat yang disiplin dan harus tepat waktu. Masih banyak kasus yang dialami dokter-dokter kita, bahkan saking seringnya sehingga dianggap biasa. Penyebab pasien yang selalu datang kembali dengan keluhan yang sama diantaranya adalah kurang patuhnya minum obat secara teratur.

Pertanyaannya adalah mengapa hal ini bisa terjadi pada masyarakat kita? Menurut dr. Basuki Permana dalam tulisan di blognya, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien dalam meminum obat. Yang pertama adalah faktor dari pasien itu sendiri. Tidak jarang ditemukan bahwa pasien hanya membeli obat hanya setengah resep. Artinya obat tidak dibeli sesuai dengan takaran dalam resep obat. Ada berbagai hal yang mempengaruhi hal ini, bisa karena masalah biaya obat yang terlalu mahal, atau pasien yang terlalu apatis dan tidak percaya terhadap obat yang telah diberikan. Pada kasus tertentu pasien meminum obat tidak sampai habis karena keluhan yang diderita sudah hilang. Padahal obat yang diresepkan harus diminum sampai habis karena faktor interaksi obat, yang tentu saja sudah diperhitungkan oleh sang dokter.

Kedua adalah faktor penyakit yang diderita. Pada kasus penyakit stadium dini akan mudah disembuhkan karena jangka waktu pengobatan yang relatif pendek. Sedangkan pada kasus penyakit stadium lanjut atau menahun seperti penyakit TBC yang masa pengobatannya lama dan perlu dikontrol sampai sembuh. Pada hal ini justru pasien sering tidak meminum obatnya sampai habis, entah karena lupa atau merasa keluhannya sudah teratasi.

Yang ketiga adalah faktor dari keluarga pasien itu sendiri. Seringkali dokter mengingatkan keluarga pasien untuk selalu mematuhi aturan pengobatan. Karena yang dapat mengawasi pasien tersebut adalah keluarga mereka.

Udah lumayan lama pake Ubuntu, sekarang udah ada koneksi internet pula. Jadi nyoba aktif kembali menulis di blog yang sudah lama ditinggalkan.

Sekarang aku nyoba review sebuah program blog client yang ada di Ubuntu namanya Bilbo. Kalau dengar nama blog client ini jadi inget pamannya Frodo Baggins di Trilogi Lord of The Rings, Bilbo Baggins. Tapi aku nggak mau cerita tentang itu lho. Ya seperti yang aku katakan tadi, ini adalah salah satu blog client untuk Ubuntu dengan basis KDE interface. Yah kita kenal lah interface KDE yang khas dengan warna abu2 dan oxygen iconnya yang bernuansa biru. Itu kalau tampilannya KDEnya nempel di Gnome, tampilannya sih kayak gitu.

Untuk koneksinya cukup mudah, ada fasilitas save draft di local disk, jadi bisa simpan draft tulisan sebelum dipublish, sambil nunggu inspirasi datang :D.

Untuk download bisa dicari di synaptic package manager, bisa juga lewat

#sudo apt-get bilbo

Atau mau nyari untuk versi Windows atau Mac diliat aja di websitenya di http://www.bilbo.org

Selamat blogging...



By Raihan

Tabuh berbunyi gemparkan alam sunyi
Berkumandang suara adzan
Mendayu memecah sepi
Selang seli sahutan ayam


Tetapi insan kalaupun ada hanya
Mata yang jelek dipejam lagi
Hatinya penuh benci
Berdengkurlah kembali


Begitulah peristiwa di Subuh hari
Suara insan di alam mimpi


Ayo bangunlah tunaikan perintah Allah
Sujud mengharap keampunanNya
Bersyukurlah, bangkitlah segera
Moga mendapat keridhoannya


Begitulah peristiwa di Subuh hari
Setiap pagi, setiap hari


Sudah lama tidak merasakan keajaiban adzan Subuh yang dapat membangunkan dari tidur yang nyenyak...

Intinya aku cuma mau bilang kalau aku udah lama nggak sholat Subuh tepat waktu... T.T

Foto by ~ctlz (ctlz.deviantart.com)

SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA


Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA


Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA


Djakarta, 28 Oktober 1928

Itu tadi adalah cuplikan naskah Sumpah Pemuda yang diikrarkan tepat 81 tahun yang lalu oleh pemuda-pemuda dari berbagai daerah di Indonesia. Selamat Hari Sumpah Pemuda, wahai para pemuda. Jangan terjebak dengan gaya hidup hedonismeyang dibawakan para kapitalis, sekuleris dunia. Ingat, negara kita ada karena peran pemuda.


Hehehhee, terlalu bersemangat ah. Kalau dipikir-pikir, sungguh menakjubkan ya. Bagaimana pemuda-pemuda yang berasal daritempat-tempat yang jauh itu bisa mengadakan sebuah pertemuan yang bersejarah. Bayangkan saja, di saat itu mungkin pemuda Indonesia belum ada telepon. Jalur komunikasi melalui radio pun mungkin dipersulit oleh Belanda. Seakan membuktikan bahwa kekuatan cita-cita dan semangat persatuan mampu menyatukan pikiran dan hati mereka, sejauh apapun jarakyang mesti ditempuh.

Kemerdekaanada karena campur tangan pemuda. Semangat kebangkitan pun dipelopori oleh pemuda. Artinya perubahan itu ada karena pemuda.

Sekarang aku adalah pemuda. Kalian pun pemuda. Kenapa tidak berani membuat perubahan?

Nyobain fitur baru dari Blogger. Yaitu jump brake. Biasa aja sih, seperti yang biasa aku pake kalo mau memotong post yang kepanjangan. Bahkan fitur ini sudah lama ada di blog Wordpress.

Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal
Aku bermimpi ingin mengubah dunia
Seiring dengan bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah
Maka cita-cita itu pun kupersempit lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku.
Namun tampaknya hasrat itu pun tiada hasilnya.
Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa kuputuskan untuk merubah keluargaku, orang-orang yang dekat denganku.
tapi celakanya, mereka tak mau diubah...

Dan kini...
sementara aku berbaring saat ajal menjelang,
tiba-tiba kusadari "andaikan yang kuubah adalah diriku, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan mungkin aku bisa mengubah keluargaku, lalu berkat aspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku.
Kemudian siapa tahu bahkan aku bisa merubah dunia.


Tertulis di sebuah makam:
1100M. Westminster Abbey, Inggris.

Dua hari yang lalu, melalui Facebook aku dikirimi catatan ini oleh salah satu temanku di kampus. Katanya dia mendapatkan "quote" ini dari tulisan yang berada di dinding bangsal rumah sakti. Tepatnya di RSJ Dr. Soeroyo, Magelang, saat ada kegiatan komuda di sana.

Memang sih quote ini sepertinya tepat diberikan kepada para aktivis muda. Yang sedang semangat-semangatnya memperjuangkan idealisme mereka tentang suatu perubahan. Entah, perubahan macam apa yang mereka perjuangkan. Yang penting perubahan.

Tapi kata-kata bijak ini mungkin bisa keluar dari seorang yang telah menjalani pengalaman seorang aktivis perubahan. Ketika semua perjuangannya tidak membuahkan hasil, maka secara perlahan dia menyempitkan spektrum perjuangannya. Dan akhirnya ketika menjelang ajal, dia telah menemukan makna sebenarnya dari sebuah perjuangan tentang perubahan. Bahwa jangan sekali-sekali berani merubah orang lain, jika dirimu sendiri tidak bisa berubah ke arah yang kau inginkan.

Setelah aku tag ke teman-teman aktivis lainnya pun, mereka suka dengan quote ini. Mereka pun mengaku pernah membaca tentang quote ini, jadi memang tidak terlalu asing. Tapi memang katanya mengena banget makna dari quote ini.

So, untuk para aktivis, ingatkan diri kalian. Bahwa perubahan yang besar, itu dimulai dari diri sendiri. (^_^)