Judul Buku : Jalan Cinta Darussalam
Penulis : Harlis Kurniawan
Penerbit : Lingkar Pena
Tahun : 2009
Satu lagi buku berisikan cerita pendek yang berisikan hikmah sekaligus humor. Aku nggak tahu tempe ni termasuk genre apa, tapi yang jelas aku suka buku-buku yang seperti ini. Bahasa yang digunakan tidak begitu berat, namun juga tidak memakai gaya bahasa gaul anak muda jaman sekarang (maklum, orang Jogja asli).
Seperti biasa, from the cover. Bukannya aku tidak mendukung kampanye Don't Judge The Book By Its Cover, tapi aku memang lumayan memperhatikan komunikasi visual buku lewat covernya. Masalah berhubungan atau tidak, aku nilai lumayan berhubungan sama isi ceritanya. Jadi bisa dibilang covernya bisa memberikan gambaran para calon pembeli tentang isinya, walopun mereka belum pernah membaca sinopsisnya. So, aku setuju banget sama cobernya, top abis.
Langsung masuk ke dalam bukunya. Secara tidak langsung kita diajak berkenalan dengan seorang tokoh utama yaitu seorang anak melayu dari sebuah pesantren di desa yang sudah terkenal dengan ulama-ulamanya. Dia bernama Nuruddin atau sering dipanggil Bujang adalah seorang anak yatim yang tinggal bersama dengan ibunya di kampung yang sama. Dari pesantren tersebut dia memiliki 3 sahabt lainnya, yaitu Bahtiar, Imam, dan Hasan. Ketiga sahabatnya ini kadang dibuat kerepotan dengan tingkahnya yang aneh dan tidak biasa, namun mereka mengerti bahwa apa yang dilakukannya akan membawa hikmah tersendiri.
Gaya bertutur buku ini mirip dengan hikayat, namun tentu saja dengan Bahasa Indonesia, bukan bahasa melayu. Enak dibaca dan kadang Anda akan dibuat tertawa oleh tingkahnya
yang aneh. Namun di belakang akan diketahui bahwa dapat diambil hikmah dari tingkahnya itu.
Dari cerpen-cerpen di dalam, secara tidak sadar ternyata cerita yang satu dengan yang lain ternyata berhubungan dan ada timeline di dalamnya. Secara umum buku ini dibagi 2 bagian, yang pertama adalah cerita di mana bujang menghadapi kehidupan masa mudanya bersama sahabat-sahabatnya dan juga perjalanan panjangnya hingga sampai menjadi rakyat jelata yang menjadi kepercayaan Sultan (jadul, masi jaman kesultanan di Melayu dan Malaka).
Hmm, aku nggak bisa cerita banyak juga sih, nggak biasa bikin sinopsis (baru aja belajar). So, kalian yang kebetulan lewat di blog ini dan membaca review ini, coba deh ke toko buku terus beli ini buku. Hikmahnya bisa bikin kita semakin bijak menghadapi kehidupan ini kok...Hehehehehe....
Labels:
Review
Subscribe to:
Post Comments (Atom)