Sore ini aku rencana pergi ke toko buku berinisial TM (takut kena UU ITE, hiiiii). Pengennya sih nyari bukunya NdoroKakung yang judulnya Ngeblog Dengan Hati, tapi entah apa karena belom nyampe di Jogja, ataukah harus menunggu jadi Best Seller dlu baru bisa masuk ke toko buku di Jogja (nggak bermaksud menghina, Ndor, ampun....) jadinya di toko buku itu belom ada bukunya. Yasud, rencana lain mo nyari buku tutorial tentang Adobe After Effects, eh, ternyata ekspektasi harganya diluar perkiraan. Akhirnya berlanjut nyari buku tentang Blogspot Hacking, hehehe, kebetulan ada yang udah kebuka, trus dibaca deh isinya...Komentarku adalah "Owh, man, kalo kayak gini sih aku udah menguasai" intinya : aku kecewa sama isi bukunya, dikira bisa dapet penegtahuan lebih, ternyata isinya biasa ajah.
Sebenernya ada satu buku lagi yang menarik, yaitu buku tentang caranya mensinkronisasi Facebook dengan blog yang kita miliki, ternyata kurang menarik juga karena menyinkronkan blog Wordpress (aku kan setia sama Blogger) dengan Facebook. Jadinya buku itupun aku lewatkan.
Sebenernya aku pengen beli beberapa buku dengan budget 50 rbu rupiah saja (gila lo, dapet apaan tuh) tapi akhirnya aku cuma bolak-balik toko buku selama hampir 1 jam tanpa menghasilkan keputusan (untungnya aku nggak ditegur sama penjaganya). Akhirnya aku beralih ke buku bagian sastra, ada satu buku lagi yang menarik perhatian, ceritanya tentang blog yang dibukukan trus dijual dan itupun nggak cuma satu, jadinya aku bisa milih. Emang aku suka baca blognya teman-teman yang lain, tapi ada beberapa hal yang aku nggak suka, ada yang covernya menurut aku kurang bagus (desainnya, bukan bahannya), lalu ada juga yang bahasa pengantar yang digunakan kurang begitu skua, c'mon man, kalian dijual dibagian buku sastra, jadi pake bahasa yang bener dong. Itulah beberapa hal yang kurang aku suka pada beberapa penulis muda ini, tapi jarang ada yang mengikuti jejak maupun cara bertutur seperti Pramudya Ananta Toer dan lain sebagainya.
Kemudian aku beralih ke bagian buku Best Seller, yah, semua isinya tentang buku motivasi, itu mah udah punya banyak di rumah. Akhirnya aku coba nyari novel, sebenernya aku mulai nyoba membaca novel, dan akhirnya aku memutuskan membeli 2 buah novel yang lucu.
Ada satu yang aku pahami dari situasi ini, aku baru sadar kalo aku orang yang gampang berubah pikiran, juga susah untuk menyukai sesuatu yang sebelumnya aku kira bakalan menarik. Aku orang yang tidak memiliki cita-cita maupun obsesi. Itu yang baru aku sadari selama ini. Aku bertemu sama kakak kelas, dia ke toko buku buat nyari buku tentang kedokteran. Oke, aku memang kuliah di kedokteran, tapi untuk buku literatur aku lebih suka meminjam. Tapi aku kemudian berpikir. Aku ke sini bukan nyari buku kedokteran, tapi malah liat2 buku sastra ataupun tentang video editing dan bagian internet dan komputer.
Tanpa obsesi dan tanpa cita-cita. Mungkin lebih tepatnya bingung. Aku sudah 2 tahun di kedokteran tapi baru menyadari ini setelah terlanjur basah. Memang aku keras kepala, tapi aku baru menyadari kata-kata omku dulu. Jangan pernah merasa pasti dengan yang direncanakan, nggak ada salahnya masuk ke jurusan yang sebelumnya kita nggak tahu, karena siapa tahu kita adalah orang yang gampang bosan dengan satu ilmu. Dan aku baru menyesalinya sekarang. Dan akupun nggak tahu harus melakukan apa sekarang.
Sebenernya ada satu buku lagi yang menarik, yaitu buku tentang caranya mensinkronisasi Facebook dengan blog yang kita miliki, ternyata kurang menarik juga karena menyinkronkan blog Wordpress (aku kan setia sama Blogger) dengan Facebook. Jadinya buku itupun aku lewatkan.
Sebenernya aku pengen beli beberapa buku dengan budget 50 rbu rupiah saja (gila lo, dapet apaan tuh) tapi akhirnya aku cuma bolak-balik toko buku selama hampir 1 jam tanpa menghasilkan keputusan (untungnya aku nggak ditegur sama penjaganya). Akhirnya aku beralih ke buku bagian sastra, ada satu buku lagi yang menarik perhatian, ceritanya tentang blog yang dibukukan trus dijual dan itupun nggak cuma satu, jadinya aku bisa milih. Emang aku suka baca blognya teman-teman yang lain, tapi ada beberapa hal yang aku nggak suka, ada yang covernya menurut aku kurang bagus (desainnya, bukan bahannya), lalu ada juga yang bahasa pengantar yang digunakan kurang begitu skua, c'mon man, kalian dijual dibagian buku sastra, jadi pake bahasa yang bener dong. Itulah beberapa hal yang kurang aku suka pada beberapa penulis muda ini, tapi jarang ada yang mengikuti jejak maupun cara bertutur seperti Pramudya Ananta Toer dan lain sebagainya.
Kemudian aku beralih ke bagian buku Best Seller, yah, semua isinya tentang buku motivasi, itu mah udah punya banyak di rumah. Akhirnya aku coba nyari novel, sebenernya aku mulai nyoba membaca novel, dan akhirnya aku memutuskan membeli 2 buah novel yang lucu.
Ada satu yang aku pahami dari situasi ini, aku baru sadar kalo aku orang yang gampang berubah pikiran, juga susah untuk menyukai sesuatu yang sebelumnya aku kira bakalan menarik. Aku orang yang tidak memiliki cita-cita maupun obsesi. Itu yang baru aku sadari selama ini. Aku bertemu sama kakak kelas, dia ke toko buku buat nyari buku tentang kedokteran. Oke, aku memang kuliah di kedokteran, tapi untuk buku literatur aku lebih suka meminjam. Tapi aku kemudian berpikir. Aku ke sini bukan nyari buku kedokteran, tapi malah liat2 buku sastra ataupun tentang video editing dan bagian internet dan komputer.
Tanpa obsesi dan tanpa cita-cita. Mungkin lebih tepatnya bingung. Aku sudah 2 tahun di kedokteran tapi baru menyadari ini setelah terlanjur basah. Memang aku keras kepala, tapi aku baru menyadari kata-kata omku dulu. Jangan pernah merasa pasti dengan yang direncanakan, nggak ada salahnya masuk ke jurusan yang sebelumnya kita nggak tahu, karena siapa tahu kita adalah orang yang gampang bosan dengan satu ilmu. Dan aku baru menyesalinya sekarang. Dan akupun nggak tahu harus melakukan apa sekarang.