"Kamu itu sebenernya mau jadi sarjana komputer apa sarjana kedokteran sih, Al?"

Kata-kata itu meluncur dari mulut salah satu temanku saat melihat aku lagi asyik mengutak-atik komputer di ruang BEMku. Kemudian aku pun mulai berpikir, kalo aku lebih tertarik sama komputer, kenapa aku masih ada di Fakultas Kedokteran? Yah, sebenernya aku pun masih saja mendengar cerita-cerita temanku yang masuk Fakultas Kedokteran karena dipaksa oleh orang tuanya, bahkan atas desakan gengsi. Tapi aku sempat membaca review dari tayangan KickAndy! dengan judul Lentera Jiwa.

Pada episode Lentera Jiwa ini mengisahkan tentang orang-orang yang bisa di bilang cita-citanya sudah terjamin oleh orang tuanya, namun mereka lebih memilih lentera jiwa mereka yang menuntun mereka ke arah yang lain. Misalnya adalah salah satu idolaku Wahyu Aditya a.k.a. Menteri Desain Republik Indonesia (belum pernah diresmikan) yang lebih memilih menjadi animator daripada mengikuti jejak orang tuanya menjadi dokter. Bahkan kini beliau memiliki sekolah animasi Hellomotion. Cerita lainnya adalah cerita tentang Andy F Noya yang pernah DO kuliah dan merintis karir menjadi wartawan. Dulu hidupnya susah, menyewa garasi untuk dijadikan tempat berteduh, dan akhirnya kini sukses dengan acara KickAndynya. Dulu beliau pernah bercerita bahwa ada kesempatan beasiswa kuliah di IKIP Padang, namun akhirnya lebih memilih kuliah di Jakarta dengan uang sendiri, walaupun akhirnya DO. Kemudian kini dia mundur dari jabatannya yang mapan sebagai Pemimpin Redaksi Metero TV. Sungguh butuh keberanian untuk mencoba mengambil jalan lain yang belum tentu bisa sukses di situ.

Dan kini sepertinya hal itu terjadi padaku, di saat kebingungan tentang masa depanku besok. Memang, masa depan yang menentukan adalah pilihan kita, sedangkan sukses atau tidak itu tergantung usaha kita dan juga ridhlo Allah SWT.

Aku masuk ke fakultas kedokteran karena dulu aku menyukai pelajaran biologi, bisa dibilang aku jaginya biologi pada masa itu. Siapa sih anak SMA yang mau capek-capek menghapalkan struktur anatomi jantung, padahal orang tuaku bukan seorang dokter. Akhirnya berkali-kali aku ditolak sama FK-FK negeri, akhirnya nyangkut di UMY, padahal masa itu pas masa putus asa. Tapi akhirnya aku bisa keterima lewat jalur reguler yang bisa dibilang mustahil bisa keterima fakultas kedokteran dengan jalur itu. Aku pikir jalanku memang di sini.

Namun 1 tahun berlalu, aku malah semakin tertarik dan mahir di bidang komputer. Padahal awalnya iseng dan merasa tertantang untuk mempelajari komputer. Sebenernya apa sih yang aku inginkan. Mulanya aku pikir kenapa aku gak keluar aja, trus aku bisa kuliah di AKINDO, AKRB, ADVY, atau menjajal lagi UM UGM jurusan ilmu komputer atau komunikasi.

Satu lagi aku mendengar ada dosen FK UMY lulusan FK UMY namun tidak meneruskan pendidikan profesinya dan memilih meneruskan pendidikan informatika. Buat aku itu ide dila, tapi kenapa tidak. Sekarang biaya program profesi makin mahal, jadi apa aku tega mengeruk uang ortuku lagi supaya jadi dokter. Sebenarnya aku hanya menyukai ilmu anatominya saja.

Bingung dan semakin bingung, aku bisa gila kalo sambil meneruskan pendidikan dokter lalu aku pun menuruti hobiku menggali ilmu komputer secara otodidak, lagipula aku mempunyai sifat tidak mau dikalahkan oleh orang terdekatku.

Akhirnya aku pun bisa menjalin komunikasi dengan dosen yang aku ceritakan di atas, kini beliau sekolah di Amerika. Beliau mungkin tahu apa yang aku inginkan dan akhirnya mengajakku mendalami ilmu informatika kesehatan. Mungkin bakatku ada di sana, lagipula penelitian di bidang informatika kesehatan kini belum marak, dan bisa jadi akan lebih marak di tahun mendatang.

Bagaimanapun aku belum bisa memutuskan akan merencanakan apa. Mungkin tahun depan aku sudah tidak di FK, mungkin juga masih, atau mungkin aku sudah tidak perlu kuliah lagi karena akan lebih mendalami informatika kesehatan dengan kuliah di luar negeri Hehehehe........

6 comments:

Anonymous said...

assalamu'alaykum..
wah,,suka utak atik komp ya??
kenapa ga ambil jurusan kedokteran informatika,,(bener ga ya istilahnya??!!)
itu lho, kayak mas-mas dokter alumni UI yang bikin NM2DC..
kayak mas ipul (alumni FK UNS) yang sekarang jadi ahli komputer di FK UMY..
gimana,,tertarik??!! ^__^

briliana said...

i like your story :)

judulnya bikin ak lgsng interest . hehe
keren bangedh !
mnrutku apapun jalannya yg penting lentera itu gak pernah padam .

Anonymous said...

yg bnyk di butuhkan skrg bukanlah seorang yang mahir di bidang IT..
skrg persaingan lebih ketat..
org yg mahir di bidang IT akan klh saing dg yg menekuni bidang'y sendiri tp tau IT sedikit...
tu yg ak dpt dr seminar di AMIKOM mnggu lalu..
saranku ttp pd bidangmu aja,sapa tau IT bisa menunjang bidangmu biar lebih maju... ^_^
klo ak ada tgs bikin algoritma pengambilan keputusan di bidang kesehatan bisa tny km dunk!hehe

Aldeetropolis said...

moet_42t13 : Duh terima kasih buat sarannya...Mnkn ini adalah jalan yang ditunjukkan oleh Sang Pencipta Kehidupan...^ ^

KEMENTERIAN DESAIN INDONESIA said...

pilihlah sesuai hobi dan minatmu :)
hidup cuma sekali...lebih nikmat aja rasanya kalo berkarier sesuai keinginan hati :)

salam hangat
mas gembol

Aldeetropolis said...

Wiiii....Seneng niii....Ada Jubir KDRI yang comment di blogku.....

Selamat datang Mas Gembol...

Wkwkwkwk......

Post a Comment