Sampai jumpa kawanku
Semoga kita selalu
Menjadi sebuah kisah klasik
Untuk masa depan

Huuahh, udah 3 tahun nih gak nulis di blog(duh, 3 tahun?!). Hehehe, sebenernya udah beberapa minggu sih. Alasannya :

  1. Ngurus persyaratan peserta LKMM Nasional 2009 di Jatinangor.
  2. Acara LKMM Nas sampe 1 minggu.
  3. Aku baru nyadar bisa koneksi internet setelah malam terakhir.



Dan aku benar-benar terisolasi dari dunia luar. W.S. Rendra wafat saja aku nggak tahu. Kalo Mbah Surip meninggal itu aku bisa tahu. Soalnya ada temennya temenku yang ngefans sama Mbah Surip yang ngasi tahu temenku kalo beliau telah tiada (haduh, ngerti kagak?).

Selama di LKMM, banyak banget peristiwa yang tidak terduga. Yang semula LKMM itu bakalan berat buat dijalanin, ternyata dari hari ke hari malah makin ringan. Dari yang semula aku nggak bakalan betah di sana, malah nggak mau pulang dari sana. Hmm, kenapa ya?!

Tahu nggak sih?! Di sana aku bertemu dengan teman-teman yang baru. Bayangpun, 27 institusi dari seluruh Indonesia pada ngumpul di sana. Ada UI, Universitas YARSI, UNRI, UNJANI, UNAND, bahkan UNHAS pun pada dateng ke sana. Kira-kira ada 70 orang yang dateng pada acara tersebut. Coba dibayangkan lagi, kami yang berbeda kultur dan tata bahasa (terutama) harus saling berbaur, mengenal satu sama lain. Kalo nggak hati-hati bisa-bisa dikeroyok....

Tapi ternyata pemikiran itu salah, banyak di antar mereka yang berasal dari daerah yang notebenenya (baca: katanya) sih orang-orangnya sangar tapi mereka bertutur dengan lembut. Aku mau cerita sedikit tentang teman-teman sekamarku. Ada 2 teman sekamar, yang pertama namanya Hendra, asalnya dari FK Universitas Andalas, dia adalah orang yang selama ini aku penasaran karena posisinya di FK UNAND. Beliau adalah Pimpinan Umum BROCA FK UNAND, majalah mahasiswa kedokteran yang selalu dikirimkan sampe ke SEMAKU. Bayangkan saja, berarti mereka pasti LPM yang cukup besar. SEMAKU aja baru mau bikin tahun ini, tapi mereka sudah diakui oleh media massa daerah sana. Aku dengan beliau juga banyak sharing tentang LPM, bagaimana mendirikan LPM yang kuat, dan juga sharing tentang keadaan BEM kami. Hendra juga baik hati bertukaran kancing almamater (tradisi yang tidak ditemukan di wilayah 3), dan juga berbagi ilmu Up Grading LPM. Hehehehe, sayangnya Hendra ini peserta yang paling duluan pulang.

Berikutnya adalah sahabat baru aku dari Makassar, jauh banget ya?! Namanya Isman, dia baru masuk angkatan 2008. Katanya sih orang Makasar itu agak keras cara bertuturnya, tapi ternyata Isman ini nggak terlalu parah, dia bisa mengendalikan cara bicaranya, hebat. Yang aneh lagi, dia suka pinjam sabun dan odolku dan Hendra, katanya hilang sebelum samapi di Jatinangor. Akhirnya jadilah kita berbagi sabun dan odol, hahahaha.

Oya, satu lagi yang bikin aku agak aneh, entah kenapa aku jadi malas menanyakan mereka itu angkatan tahun berapa. Rasanya buat aku, mereka sama aja. Apa perasaan kayak gitu memang sudah ada di hati setiap orang di belahan dunia manapun? Perasaan yang mengatakan bahwa sebenarnya semua manusia di bumi ini itu sama.

Di sini aku bertemu banyak orang-orang hebat. Orang-orang yang sengaja dikirim oleh intitusi mereka karena track recordnya yang hebat. Seperti yang aku bilang pertama kali, di sini banyak orang yang tidak terduga. Ada orang yang kocak, konyol, dan aku pikir tidak ada hal lain yang bisa dilakukannya kecuali melawak (^_^). Tapi aku salah, dia mengkritisi kenapa masih banyak kekurangan di sana sini. Baik di BEMnya maupun di tempat lain.

Banyak hal yang kami lakukan bareng-bareng. Makan bareng, sholat bareng, belajar bareng, diskusi bareng (ya iyalah!), ke kamar mandi bareng...Karena itu semua, kami jadi makin kompak. Buat aku, karena ada mereka, aku jadi nggak merasa capek, atau mengeluh karena padatnya rangkaian acara. Malahan jadi kayak candu, pengennya bareng-bareng mereka terus.

Di malam Farewell Party, kami mempersembahkan banyak pertunjukkan. Entah pertunjukkan itu sebenarnya untuk siapa. Untuk kami atau untuk panitia. Yang pasti kami bersama menikmati pertunjukkan tersebut. Kami memaklumi semua keterbatasan pertunjukkan tersebut. Mungkin karena kami sudah merasa satu.

Setelah itu, kami harus berberat hati melepas teman-teman kami. Acaranya sih berakhir di situ. Tapi kami harus meneruskan perjuangan dan semangat yang kami miliki. Untuk dijaga dan dipelihara. Kemudian dibagikan ke orang lain. Kami tunjukkan bahwa persatuan itu indah. Bahwa tidak semua itu harus diselesaikan dengan kekerasan. Bahwa itulah yang kini dibutuhkan oleh bangsa ini.


Temanku bilang, "Mungkin perasaan inilah yang terjadi, jika orang-orang diseluruh dunia disatukan dengan sati visi yang sama. Visi yang saling menyatukan mereka. Percayalah, ini bukan kebetulan, ini semua sudah direncanakan olehNya"

0 comments:

Post a Comment